
(Source: Zoom)
Adopsi solusi otomatisasi cerdas yang mampu menangani permintaan kompleks tanpa campur tangan manusia. Bisnis bepikir ulang untuk mengelola alur kerjanya, karena kemampuan ini mengubah lanskap dukungan pelanggan dari yang awalnya reaktif menjadi lebih proaktif dan otonom.
Zoom Communications, Inc. memperkenalkan Zoom Virtual Agent 2.0, yang merupakan pengembangan dari agen virtual layanan mandiri mereka. Kini didukung oleh agen AI, Zoom Virtual Agent didesain untuk memberikan pengalaman layanan mandiri yang lebih cerdas dan mandiri melalui chat dan suara. Kemampuan agen AI yang terintegrasi di dalamnya memungkinkan Zoom Virtual Agent tidak hanya merespons, tetapi juga mengambil tindakan atas nama pelanggan.
Berbeda dari chatbot biasa, Zoom Virtual Agent yang baru ini bisa menyelesaikan tugas-tugas rumit secara mandiri, seperti memproses pengembalian barang, memperbarui akun, atau menjadwalkan janji temu. Fungsi utamanya adalah memberikan interaksi yang mulus dan sesuai dengan citra merek, tanpa perlu campur tangan manusia. Ini semua dimungkinkan berkat kemampuan penalaran yang canggih, memori, percakapan yang memahami konteks, dan didukung oleh suara neural berkualitas HD.
Chris Morrissey, General Manager Zoom CX, mengatakan, “Melalui kemampuan agen AI yang dibangun ke dalam intinya, Zoom Virtual Agent tidak hanya merespons – tetapi juga mengambil tindakan atas nama pelanggan, mengelola pertanyaan yang rumit dengan suara saraf berkualitas HD, sehingga secara signifikan meminimalkan kebutuhan akan eskalasi agen. Kemampuan canggih ini mengubah interaksi dukungan rutin menjadi pengalaman pelanggan yang luar biasa.”
Bagi bisnis, Zoom Virtual Agent 2.0 berfungsi mengurangi biaya dan meningkatkan pendapatan karena mampu menyelesaikan lebih banyak masalah secara mandiri. Ini juga membantu membuat pengalaman pelanggan lebih efisien dengan memberikan solusi akurat bahkan untuk permintaan rumit, serta meningkatkan kepuasan pelanggan berkat waktu penyelesaian yang lebih singkat dan berkurangnya eskalasi ke agen manusia. Dengan begitu, agen manusia bisa fokus pada interaksi yang lebih mendalam dan bernilai tinggi.
 
				 
															 
                         
                         
                         
                        










 
                         
                         
                         
                         
                         
								 
								