Perusahaan Modern Gagal Mengonversi Data Jadi Keputusan

Organisasi modern menghadapi krisis kompetensi data di tengah ledakan AI dan Big Data. Tanpa keahlian DataOps dan kemampuan lintas fungsi, data berisiko menjadi beban, bukan aset strategis. Pelajari lima kategori kompetensi yang menentukan keberhasilan bisnis berbasis data.

Otomatisasi data dapat ditelusuri ke 1890-an melalui sistem tabulasi mekanis Herman Hollerith untuk sensus Amerika Serikat, yang memangkas waktu kompilasi dari bertahun-tahun menjadi hitungan bulan. Pemrosesan data elektronik hadir sejak 1950-an dengan komputer elektronik, lalu mikroprosesor pada 1970-an makin mendemokratisasi akses.

Menurut Pure Storage, kompetensi data tidak lagi sebatas domain sistem informasi atau teknologi informasi. Kompetensi data telah bertransformasi menjadi kapabilitas lintas fungsi yang meningkatkan kuallitas keputusan bisnis strategis, terutama sejak hadirnya AI yang menjadikan data sebagai prasyarat utama keberhasilan implementasi. Selain AI, ada tiga pendorong yang menggeser perilaku data ke wilayah baru dan meningkatkan kompleksitas pengelolaannya sehingga menghadirkan ancaman bagi bisnis.

Tiga area yang menciptakan ancaman data

  1. Empat V Big Data yaitu volume, variety, velocity, dan veracity menyulitkan pencarian, pengiriman, dan akses data. Keragaman bentuk data yang sangat luas tidak terstruktur, terstruktur, batch, real time, streaming, cloud, IoT dan seterusnya menambah kekacauan. Seluruh data ini perlu didefinisikan dengan jelas dan konsisten agar dapat dipercaya serta dilindungi.
  2. Dorongan teknologi yang tak berhenti untuk menemukan data pada perangkat baru dan membangun struktur untuk mentransformasi, mengirimkan, mengatalogkan, menganalisis, memantau, mengamankan, mengompresi, dan mengarsipkannya.
  3. Data sebagai aset bisnis inti. Di era Ekonomi Informasi, data menjadi sumber hasil finansial sekaligus menggerakkan produk dan layanan baru. Contohnya platform seperti Google dan Meta, serta model bisnis berbasis platform seperti Uber yang tidak memiliki kendaraan dan Airbnb yang tidak memiliki properti. Pada titik ini, data bukan sekadar tentang bisnis Anda, melainkan adalah bisnis Anda.

DataOps muncul sebagai profesi karena tiga dorongan tersebut. DataOps mempercepat aliran data, mengurangi kesalahan, dan memaksimalkan nilai operasional sains data, rekayasa data, dan analitik. Namun, dampak DataOps hanya akan optimal jika organisasi memiliki kompetensi yang tepat.

Lima Kategori Kompetensi Data untuk Organisasi

Mengadaptasi pendekatan kerangka kompetensi Chartered Global Management Accountant, kompetensi data yang efektif dapat dikelompokkan ke dalam lima kategori berikut.

  1. Keterampilan teknis
    Mencakup kemahiran analisis data, perencanaan dan desain, tata kelola, pemahaman metode statistik dan pustaka analitik, visualisasi data, proses extraxt, transform, load, arsitektur data, serta manajemen basis data. Keterampilan pada pembelajaran mesin, kerangka kerja AI, dan teknologi big data penting untuk mengelola dan menganalisis himpunan data besar.
  2. Keterampilan bisnis
    Mencakup penguasaan domain serta kecakapan organisasi untuk mengaitkan wawasan dengan strategi, menafsirkan data secara kontekstual, dan literasi keuangan untuk menghubungkan temuan dengan pendapatan serta dampak jangka panjang pada keputusan organisasi.
  3. Keterampilan komunikasi antarpribadi
    Mendorong kolaborasi yang efektif di lingkungan berbasis data. Profesional data perlu mampu menyajikan wawasan kompleks secara jelas kepada pemangku kepentingan non-teknis dan membangun kerja sama lintas fungsi.
  4. Keterampilan kepemimpinan
    Memungkinkan profesional data memengaruhi perubahan organisasi. Tiga tipe kepemimpinan rekan sejawat, fungsional, dan strategis membantu mendorong hasil, memperkuat tim, mengelola perubahan, dan meningkatkan kinerja. Peran ini kerap mencakup pengelolaan adopsi alat dan praktik baru.
  5. Keterampilan digital
    Merefleksikan kemajuan teknologi modern di luar aspek teknis inti. Mencakup kemahiran menggunakan Excel dan perangkat Business Intelligence, pemahaman keamanan data, tata kelola dan privasi, dasar otomasi serta scripting, dan kemampuan komunikasi digital termasuk pembuatan konten.