(Source: CheckPoint)
Lanskap keamanan jaringan perusahaan saat ini menghadapi tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan maraknya serangan siber canggih yang dirancang untuk menghindari deteksi. ThreatCloud AI dari Check Point memiliki data telemetri ancaman yang terkumpul dari lebih dari 100.000 pelanggan Check Point di seluruh dunia, sebagai intelijen untuk mempertahankan jaringan dari usaha penyusupan oleh aktor jahat.
ThreatCloud AI bekerja dalam skala yang sangat besar, mengumpulkan dan menganalisis data intelijen ancaman dalam jumlah masif serta jutaan indikator usaha serangan setiap harinya. Database intelijen ancaman yang kuat ini berasal dari berbagai sumber, termasuk 150.000 jaringan yang terhubung, jutaan perangkat endpoint, puluhan feed ancaman eksternal, serta lebih dari 50 teknologi AI dan machine learning. Selain itu, ThreatCloud AI terus diperkaya dengan intelijen ancaman eksklusif yang dikumpulkan dan dianalisis oleh Check Point Research (CPR), tim elit yang terdiri dari peneliti ancaman dan security engineer.
ThreatCloud AI memiliki beberapa fungsi utama, termasuk menyediakan intelijen ancaman real-time, karena terus-menerus menganalisis data global untuk memastikan perlindungan selalu terbaru dan proaktif terhadap ancaman baru. Berikutnya dapat berperan dalam pencegahan ancaman tingkat lanjut. Dengan memanfaatkan AI dan machine learning, ThreatCloud AI dapat mendeteksi serta mencegah serangan canggih sebelum masuk ke jaringan Anda. ThreatCloud AI juga mengotomatisasi respons insiden, mempercepat penyelesaian masalah dan mengurangi kebutuhan sumber daya untuk menanganinya. Terakhir, platform ini meningkatkan visibilitas dan kontrol dengan memberikan gambaran lengkap tentang lalu lintas jaringan dan aktivitas pengguna, sehingga kebijakan keamanan dapat ditegakkan dengan lebih baik.
Kemampuan ini divalidasi oleh pengujian independen dari Miercom, yang menunjukkan bahwa Check Point mencapai akurasi 99,9% dalam mencegah sampel malware zero-day, jauh mengungguli para pesaingnya.
