Tingkat adopsi AI di fungsi keuangan mengalami perlambatan pada 2025, namun optimisme meningkat seiring kematangan implementasi. Survei Gartner mengungkap fokus organisasi pada knowledge management, otomatisasi AP, dan deteksi anomali, serta potensi besar dari code generation.
Adopsi kecerdasan buatan (AI) di fungsi keuangan pada tahun 2025 menunjukkan pola yang lebih stabil setelah lonjakan tajam di tahun sebelumnya. Berdasarkan Survei AI dalam Keuangan 2025 dari Gartner terhadap 183 CFO dan pemimpin senior keuangan, sebanyak 59 persen organisasi telah menggunakan AI dalam fungsi mereka.
Angka ini hanya naik sedikit dari 58 persen pada 2024 setelah sebelumnya meningkat drastis dari 37 persen pada 2023. Stabilitas ini mencerminkan bahwa AI kini telah menjadi komponen mapan dalam operasi keuangan, dan fokus organisasi bergerak dari tahap pengenalan menuju pematangan implementasi.
Menariknya, meskipun pertumbuhan adopsi melambat, optimisme terhadap AI justru meningkat. Sebanyak 67 persen pengguna AI di fungsi keuangan menyatakan lebih optimistis dibanding tahun sebelumnya. Tingkat keyakinan ini sangat berkorelasi dengan tingkat kematangan implementasi.
Organisasi yang lebih matang dalam penggunaan AI tiga kali lipat lebih mungkin merasakan dampak tinggi dan dua kali lipat lebih mungkin merasakan dampak sedang dibanding mereka yang masih di tahap awal. Hal ini menegaskan pesan Marco Steecker, Senior Director, Research di Gartner Finance practice, bahwa organisasi yang berhasil mengatasi hambatan kompleksitas, data, dan keterampilan justru meraih manfaat terbesar.
Tiga kasus penggunaan AI yang paling banyak diterapkan oleh organisasi keuangan adalah knowledge management (49 persen), otomatisasi proses accounts payable (37 persen), dan pendeteksian error serta anomali (34 persen). Ketiganya menunjukkan fokus pada penguatan fondasi data, efisiensi operasional rutin, serta mitigasi risiko di tahap awal adopsi.
Di luar itu, terdapat use case berdampak tinggi yang masih relatif baru namun dinilai sangat menjanjikan, terutama code generation. Menurut Gartner, code generation merupakan kasus penggunaan AI dengan dampak tertinggi di mata pemimpin keuangan.
Pendekatan ini memungkinkan staf keuangan membuat solusi otomatisasi dan analitik khusus tanpa keterampilan pemrograman mendalam, sejalan dengan tren low-code/no-code yang semakin umum di platform AI modern.
Namun demikian, sejumlah hambatan masih memperlambat adopsi. Dua faktor utama adalah keterbatasan literasi data dan keterampilan teknis, serta kualitas dan ketersediaan data yang belum memadai.
Selain itu, terdapat dua segmen organisasi yang menghambat laju adopsi, yaitu kelompok skeptis yang tidak merencanakan penggunaan AI (16 persen) dan kelompok yang masih ragu melangkah dari tahap perencanaan ke piloting (25 persen). Bagi organisasi yang belum memulai sama sekali, tantangan terbesar terletak pada penerimaan budaya AI dan menjadikannya prioritas organisasi.
Meski 91 persen organisasi melaporkan dampak rendah atau sedang pada tahap awal, data menunjukkan bahwa hasil signifikan baru muncul ketika AI masuk fase produksi. Karena itu, pemimpin keuangan perlu mempertimbangkan untuk mempercepat proyek-proyek AI yang paling menjanjikan, agar organisasi dapat memaksimalkan peluang yang hadir seiring semakin matangnya teknologi ini.










