
Sebuah studi terbaru dari IDC mengungkapkan bahwa para pemimpin bisnis di kawasan Asia Pasifik semakin ambisius dalam mengadopsi AI generatif. Mereka menargetkan tingkat keberhasilan hingga 80% untuk semua inisiatif AI generatif pada tahun 2027, sebuah lonjakan signifikan dibandingkan dengan tingkat keberhasilan rata-rata 62% saat ini.
Target ambisius ini mencerminkan keyakinan para pemimpin bisnis di Asia Pasifik bahwa AI generatif memiliki potensi besar untuk meningkatkan efisiensi operasional dan mendorong pertumbuhan pendapatan. Namun, untuk mencapai tujuan ini, perusahaan perlu melakukan pergeseran besar-besaran dari tahap eksperimen awal menuju integrasi AI yang lebih matang ke dalam seluruh bisnis.
IDC menyebut pergeseran ini sebagai “AI Pivot”. Setelah fase awal yang ditandai dengan berbagai eksperimen dengan AI generatif, perusahaan kini fokus pada penerapan AI secara lebih luas. Hal ini melibatkan integrasi AI ke dalam proses bisnis, dengan tujuan menghasilkan hasil yang terukur dan memberikan kontribusi signifikan terhadap strategi bisnis secara keseluruhan.
“Tahun 2025 akan menjadi tahun AI Pivot. Tahun ini menandai peralihan dari eksperimen AI yang tampaknya tak berujung ke pelaksanaan AI dalam skala besar,” kata
Setidaknya ada 7 pilar kunci untuk memastikan keberhasilan penerapan AI generatif menurut IDC. Pilar-pilar ini mencakup pengembangan strategi AI yang terintegrasi dengan tujuan bisnis, tata kelola AI yang kuat, pengembangan sumber daya manusia yang kompeten di bidang AI, pengembangan aplikasi berbasis AI, penggunaan platform AI yang terpadu, pengelolaan data berkualitas tinggi, serta infrastruktur IT yang memadai.
IDC memperkirakan bahwa investasi dalam AI di kawasan Asia Pasifik akan tumbuh pesat dalam beberapa tahun mendatang. Hal ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang signifikan dan menciptakan peluang bisnis baru. Namun, untuk mencapai tujuan ini, perusahaan perlu melakukan investasi yang signifikan dalam teknologi, sumber daya manusia, dan budaya organisasi.







