
Penggunaan AI dalam fungsi keuangan perusahaan semakin meluas. Sebuah survei terbaru oleh Gartner, yang melibatkan 121 pemimpin keuangan, mengungkapkan bahwa 58% responden telah mengadopsi teknologi AI pada tahun 2024, meningkat drastis 21% dibandingkan tahun sebelumnya. Data ini terungkap dalam Gartner CFO & Finance Executive Conference 2024 yang digelar di London.
Meskipun masih ada 42% fungsi keuangan yang belum mengadopsi AI, namun setengah dari mereka berencana untuk mengimplementasikannya dalam waktu dekat. Sebanyak 44% menyatakan bahwa AI digunakan untuk meningkatkan efisiensi proses bisnis dengan mengotomatiskan tugas-tugas yang berulang. Sedangkan, sekitar 39% responden menyatakan AI membantu mengidentifikasi kesalahan dan penyimpangan data yang dapat berdampak signifikan pada keuangan perusahaan.
Sebanyak 28% penggunaan AI dalam bisnis difokuskan pada pembuatan prediksi keuangan yang lebih akurat, sehingga mendukung pengambilan keputusan yang lebih baik. Selain itu, 27% penggunaan AI lainnya ditujukan untuk mensimulasikan keputusan manusia dalam operasi sehari-hari, sehingga meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan.
Meskipun potensi AI sangat besar, namun ada beberapa tantangan yang dihadapi perusahaan dalam mengadopsi teknologi ini. Salah satu tantangan utama adalah kualitas dan ketersediaan data yang tidak memadai. Selain itu, rendahnya tingkat literasi data dan keterampilan teknis juga menjadi hambatan.
Gartner menyarankan perusahaan untuk fokus pada “versi kebenaran yang memadai” dalam mengelola data, bukan mengejar kesempurnaan. Selain kualitas data, talenta AI yang mumpuni juga krusial untuk keberhasilan adopsi AI. Dengan menggabungkan keduanya, perusahaan dapat membuat keputusan bisnis yang lebih baik dan memaksimalkan potensi AI.
Dengan manfaat yang sangat besar, seperti peningkatan efisiensi, akurasi, dan pengambilan keputusan, tidak mengherankan jika semakin banyak perusahaan yang mengadopsi teknologi ini. Namun, perusahaan perlu mengatasi beberapa tantangan, seperti kualitas data dan ketersediaan talenta AI, untuk dapat memanfaatkan potensi penuh dari AI.







